9.18.2013

Pulau-pulau Berbahaya Di Dunia

1. Pulau Ramree
Pulau Ramree yang terletak di Myanmar ini merupakan habitat buaya air asin yang mematikan dan juga nyamuk malaria. Pulau ini menjadi lokasi perang yang mencekam saat Perang Dunia II.
Para tentara banyak tewas bukan karena serangan militer akan tetapi akibat diserang buaya air asin. Hingga kini, ratusan buaya ganas itu masih mendiami pulau tersebut.
2. Pulau Miyake-jima, Jepang
Di pulau Miyake-jima Jepang, terdapat gunung berapi aktif, Oyama. Setelah ledakan terbarunya yang terjadi pada tahun 2005, gunung berapi ini terus menerus mengeluarkan gas beracun sehingga seluruh warganya dievakuasi.
Semakin lama, sumber keluarnya gas beracun tidak hanya berada di gunung Oyama tapi menyebar ke seluruh area pulau. Meski begitu, masih banyak wisatawan yang datang ke pulau tersebut. Mereka pun diwajibkan mengenakan masker.
3. Pulau Saba, Belanda
Menurut website Jaringan Karibia, pulau Saba adalah pulau kecil yang terletak di Karabia. Pulau ini memiliki gunung berapi yang berpotensi aktif, yakni Gunung Mount Scenery.
Pulau ini berbahaya karena memiliki potensi badai yang besar. Pulau Saba telah dilanda badai besar dalam 150 tahun terakhir. Termasuk di antaranya 15 badai kategori tiga.
4. Pulau Bikini, Republik Kepulauan Marshal
Pulau ini menjadi bahaya karena dua alasan yaitu radiasi nuklir dan hiu. Pulau ini pernah menjadi tempat untuk percobaan nuklir pada tahun 1946 hingga 1958. Sepanjang waktu itu terjadi lebih dari 20 ledakan nuklir yang memiliki radiasi tinggi. Meski pada tahun 1997, pulau ini telah dinyatakan aman, para warga menolak untuk kembali.
Selain radiasi nuklir, perairan di pulau ini menjadi habitat ratusan ekor hiu yang berbahaya.
5. Pulau Gruinard, Scotland
Pulau Gruinard, Skotlandia pernah digunakan oleh pemerintah Inggris untuk melakukan percobaan senjata biologi perang Dunia II. Percobaan tersebut mengakibatkan munculnya bakteri anthrax yang membunuh ratusan domba sehingga pulau ini dikarantina. Pulau ini terkontaminasi pada tahun 1980-an.
6. Pulau Farallon (AS)
Antara tahun 1946 dan 1970, perairan di sekitar pulau ini menjadi tempat pembuangan sampah radioaktif. Diperkirakan terdapat 47.500 drum baja sampah radioaktif yang dibuang di pulau ini. Selain itu, perairan di pulau ini juga merupakan habitat hiu putih raksasa yang terkenal ganas. Bahaya-bahaya tersebut yang menjadikan pulau ini ditinggalkan oleh penghuninya dan tak pernah ada orang yang berani mendatanginya lagi.

Mumifikasi Absurb Ala Jepang

Mumi ada pengawetan yang dilakukan dengan mengoleskan balsem atau cara lain demi mempertahankan tubuh jasad tetap utuh walau termakan waktu di liang kuburnya,namun apajadinya bila mumifikasi alami,dan dengan cara yang aneh. tetapi ternyata anda juga bisa melihatnya di Jepang. Kalau biasanya mumi dipelihara dengan diawetkan, tidak dengan yang ada di sana. Melihat dan mendengar ceritanya dijamin membuat anda
Mumi milik Negeri Matahari Terbit
Sebelum menjadi mumi, orang-orang ini adalah seorang pendeta. Sepanjang hidupnya, mereka selalu melakukan pertapaan. Para pendeta ini dilatih hanya bergantung pada air, kacang dan meditasi sepanjang hari. Otomatis, gaya hidup seperti ini membuat dirinya kehilangan berat badan.
Setelah dirasa telah siap untuk bertapa menuju Sokushinbutsu, mereka dikebumikan di dalam kotak kayu untuk meditasi. Pertapaan ini pun berakhir pada kematian.
Dikutip dari laman web rasmi Wisatawan jepang, setelah 1,000 hari sejak dikubur, keranda para pendeta ini akan digali oleh muridnya. Jika penampilan mereka tetap sama dan tidak ada perubahan, maka pendeta ini akan diberi status Sokushinbutsu.
kedengaran amat mengerikan. Tapi ada alasan lain mengapa para pendeta ini rela berbuat demikian. Salah satunya adalah untuk mengatasi kelparan.
Saat itu di Jepun sedang terkena wabak kelaparan. Untuk membantu orang dari kemiskinan dan kelaparan, mereka pun berkorban dengan melakukan hal demikian
ini biasa disebut dengan nama Sokushinbutsu. Jika diartikan, Sokushinbutsu bererti 'living Buddha'.Yang menarik, mumi ini tidak dipelihara dengan pengawet. Mereka punya cara sendiri yang berbeda dan boleh membuat merangsang bulu roma.

Tradisi Mengecilkan Kaki Di China

Tradisi ini dipraktikkan sejumlah wanita kelas menengah dan atas di China sebelum abad ke-20. Sejak usia 5-8 tahun, mereka mengikat empat jari kaki, kecuali jempol, ke bawah telapak kaki. Kain yang digunakan untuk mengikat kemudian dijahit untuk mencegah pertumbuhan empat jari tersebut dan membiarkannya menyatu dengan telapak kaki.

Dalam budaya mereka, bentuk kaki kecil adalah lambang kecantikan wanita. Bahkan, dapat meningkatkan gairah seksual pria. Demi mendapat kehormatan di tengah masyarakat, mereka rela mengalami patah tulang dan infeksi selama proses pengikatan.